Membangun Karakter Mahasiswa Melalui Etika Berpakaian dan Dasi di Mata Kuliah Kepemimpinan
STIANews: Penggunaan dasi, khususnya dalam perkuliahan, memiliki makna yang lebih mendalam. Dasi adalah simbol formalitas, yang mengajarkan mahasiswa untuk menjaga sikap dan perilaku sesuai norma profesional. Pakaian rapi dan dasi yang dikenakan mahasiswa dalam mata kuliah Kepemimpinan 3 SKS tersebut juga menggambarkan kesiapan mereka menjadi calon pemimpin yang tidak hanya berpengetahuan, tetapi juga menunjukkan integritas dan tanggung jawab.
“Dasi, seperti halnya pakaian yang rapi, menunjukkan bahwa seseorang menghargai dirinya sendiri dan orang lain. Ini mencerminkan karakter disiplin, tanggung jawab, serta keseriusan dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin,” ujar Ardiansyah, M.Si, dosen pengampu mata kuliah Kepemimpinan di Kampus STIAPEN, pada Senin, 03 Februari 2025.
Mahasiswa Program Studi Sarjana Administrasi Bisnis Sekolah Tinggi ilmu Administrasi Pelita Nusantara (STIAPEN) terus dibekali keterampilan kepemimpinan melalui mata kuliah Kepemimpinan. Selain mempelajari teori kepemimpinan, mahasiswa juga diberikan pemahaman pentingnya etika berpakaian, termasuk penggunaan dasi, yang berkaitan erat dengan pembentukan karakter seorang pemimpin yang profesional dan disiplin.

“Berpakaian rapi dan mengenakan dasi bukan sekadar soal penampilan fisik, tetapi lebih kepada cara mahasiswa mempersiapkan diri untuk tantangan profesional,” tambah Ardiansyah.
Pakaian rapi, termasuk penggunaan dasi, berperan penting dalam membangun rasa percaya diri. Penampilan yang teratur dan profesional membuat mahasiswa merasa lebih siap menghadapi tantangan, baik dalam diskusi kelas maupun dalam dunia kerja nantinya. “Penampilan yang baik mengubah cara berinteraksi dan meningkatkan kepercayaan diri untuk memimpin,” kata Ardiansyah.
Mata kuliah Kepemimpinan bertujuan untuk membangun karakter kepemimpinan yang kuat dengan mengembangkan kualitas pribadi yang mencerminkan seorang pemimpin, seperti kepercayaan diri, integritas, tanggung jawab, dan kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat.
“Mahasiswa diharapkan menguasai teori dan praktik kepemimpinan, serta mampu menerapkannya dalam berbagai situasi profesional, baik dalam organisasi maupun dunia bisnis,” jelas Ardiansyah.
Mata kuliah ini, sambungnya juga bertujuan meningkatkan keterampilan komunikasi dan pengambilan keputusan. Mahasiswa diharapkan dapat berkomunikasi secara efektif, mendengarkan, memberikan instruksi yang jelas, serta membuat keputusan yang bijaksana dan strategis. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan mengembangkan kemampuan manajerial untuk mengelola tim atau organisasi dengan efisien, memahami dinamika kelompok, serta mengelola konflik dan tantangan dengan cara yang produktif.
“Dengan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan siap menghadapi dunia kerja dan memimpin dengan penuh percaya diri dan tanggung jawab,” tutup Ardiansyah